Senin, 23 April 2012

Tugas Kelompok 2 Sejarah

Diposting oleh Tanwirus Sariroh di 12.58

Ketua                  : Tanwirus Sariroh
Nama Kelompok : - Eudia Wulan Sari
                              - Indriyani Wahyuning Lestari
                              - Dini Komariah
                              - Retno Ayu Wulandari
                              - Muammar Haykal
                              - Siska Margaretta



Latar Belakang Masalah

Sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia tidak dapat dilepaskan dari beberapa faktor. Faktor tersebut dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor dari dalam negeri dan faktor dari luar negeri.

Faktor-faktor dari luar negeri:
a. Dampak pendidikan luar negeri
b. Kemenangan Jepang atas Rusia pada tahun 1905
c. Nasionalisme Asia

Faktor-faktor dari dalam negeri :
a. Penderitaan akibat penjajahan
b. Kesatuan Indonesia di bawah Pax Neerlandica
c. Perkembangan komunikasi
d. Penggunaan Bahasa Melayu
e. Ditetapkannya Undang-Undang Desentralisasi 1903
 f. Reaksi terhadap perlawanan yang bersifat kedaerahan
g. Inspirasi kejayaan masa lalu
h. Terbatasnya kesempatan bagi Bangsa Indonesia di BidangPengajaran dan Pendidikan
 i. Gerakan orang-orang Cina yang mendirikan perguruan bagi masyarakat mereka sendiri (Tionghoa Hwee Kwan)


Tokoh–Tokoh Sarekat Islam :

1. Kiai Haji Samanhudi
Kiai Haji Samanhudi nama kecilnya ialah Sudarno Nadi.(Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah, 1868–Klaten, Jawa Tengah28 Desember 1956) adalah pendiri Sarekat Dagang Islamiyah, sebuah organisasi massa di Indonesia yang awalnya merupakan wadah bagi para pengusaha batik di Surakarta.
 Dalam dunia perdagangan, Samanhudi merasakan perbedaan perlakuan oleh penguasa penjajahan Belanda antara pedagang pribumi yang mayoritas beragama Islam dengan pedagang Cina pada tahun 1911. Oleh sebab ituSamanhudi merasa pedagang pribumi harus mempunyai organisasi sendiri unt uk membela kepentingan mereka. Pada tahun 1911, ia mendirikan Sarekat Dagang Islam untuk mewujudkan cita-citanya.
 

2. H.O.S. Cokro Aminoto
Raden Hadji Oemar Said Tjokroaminoto (lahir di Ponorogo, Jawa Timur, 6 Agustus 1882 – meninggal di Yogyakarta, 17 Desember 1934 pada umur 52 tahun) adalah seorang pemimpin organisasi Sarekat Islam (SI) di Indonesia. Tjokroaminoto adalah anak kedua dari 12 bersaudara dari ayah bernama R.M. Tjokroamiseno, salah seorang pejabat pemerintahan pada saat itu. Kakeknya, R.M. Adipati Tjokronegoro, pernah juga menjabat sebagai bupati Ponorogo.
Sebagai salah satu pelopor pergerakan nasional, ia mempunyai tiga murid yang selanjutnya memberikan warna bagi sejarah pergerakan Indonesia, yaitu Musso yang sosialis/komunis, Soekarno yang nasionalis, dan Kartosuwiryo yang agamis.
Pada bulan Mei 1912, Tjokroaminoto bergabung dengan organisasi Sarekat Islam. Ia dimakamkan di TMP Pekuncen, Yogyakarta, setelah jatuh sakit sehabis mengikuti Kongres SI di Banjarmasin.
Salah satu kata mutiara darinya yang masyhur adalah
Setinggi-tinggi ilmu, semurni-murni tauhid, sepintar-pintar siasat.
Ini menggambarkan suasana perjuangan Indonesia pada
masanya yang memerlukan tiga kemampuan pada seorang
pejuang kemerdekaan.

3. Semaun
Semaun (lahir di Curahmalang, kecamatan
Sumobito, termasuk dalam kawedanan
Mojoagung, kabupaten Jombang, Jawa Timur
sekitar tahun 1899 dan wafat pada tahun 1971)
adalah Ketua Umum Pertama Partai Komunis Indonesia (PKI).
Pada tahun 1918 dia juga menjadi anggota dewan pimpinan di Sarekat Islam (SI). Sebagai Ketua SI Semarang, Semaoen banyak terlibat dengan pemogokan buruh. Pemogokan terbesar dan sangat berhasil di awal tahun 1918 dilancarkan 300 pekerja industri furnitur. Pada tahun 1920, terjadi lagi pemogokan besar-besaran di kalangan buruh industri cetak yang melibatkan SI Semarang. Pemogokan ini berhasil memaksa majikan untuk menaikkan upah buruh sebesar 20 persen dan uang makan 10 persen.

4. ABDUL MUIS
Abdoel Moeis (lahir di Sungai Puar, Bukit tinggi,
Sumatera Barat, 3 Juli 1883 – meninggal di
Bandung, Jawa Barat, 17 Juni 1959 pada
umur 75 tahun) adalah seorang sastrawan dan wartawan Indonesia. Pendidikan terakhirnya adalah di Stovia (sekolah kedokteran, sekarang Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia), Jakarta akan tetapi tidak tamat. Ia juga pernah menjadi anggota Volksraad pada tahun 1918 mewakili Centraal Sarekat Islam.[1] Ia dimakamkan di TMP Cikutra - Bandung dan dikukuhkan sebagai pahlawan nasional yang pertama oleh Presiden RI, Soekarno, pada 30 Agustus 1959 (Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 218 Tahun 1959, tanggal 30 Agustus 1959)


Sifat Perjuangan Sarekat Islam
∞Gerakan ideologis berbasis keagamaan,
∞ Radikal,
∞ Non-politis,
∞ Revolusioner
  PEMBUBARAN SAREKAT ISLAM
PROSES :
  Pada 5 juli 1960, dengan Perpres Nomor 13 tahun 1960 tentang Pengakuan,Pengawasan, dan Pembubaran Partai Politik. Presiden Soekarno menjalankan kebijakan penyederhanaan partai politik sebagai pelaksanaan Penpres Nomor 7 tahun 1959 tentang syarat syarat dan Penyederhanaan kepartaian.Perpres Nomor 13 tahun 1960 tsb selanjutnya diubah dengan Penpres Nomor 25 tahun 1960 yg memberikan waktu hingga 28 Februari 1961 bagi partai politik yg telah terbentuk sebelum 5 juli 1959 untuk melaporkan kepada Presiden Mengenai AD ART,Jumlah cabang dan Jumlah anggota tiap cabang.catatan seluruh anggota.


Pembubaran Partai Masjumi dan PSI


         Pada masa Demokasi terpimpin, terdapat 2 partai yang dibubarkan yaitu Masjumi dan PSI, serta satu partai yg dibekukan, yaitu partai Murba. Pembubaran Masjumi dan PSI dpat dilihat sebagai ujung dari konflik politik antara kedua partai tsb. Dengan presiden Soekarno dan partai partai pendukungnya, Terutama PKI. Masjumi adalah salah satu partai besar dalam perpolitikan Indonesia saai itu dengan basis masa umat islam. Selain itu Masjumi juga merupakan partai yg memiliki dukungan paling luas di seluruh wilayah indonesia sehingga merupakan partai yg bersifat nasional


Gallery Of Sarekat Islam






VIDEO AWAL TERBENTUKNYA SAREKAT ISLAM











0 komentar:

Posting Komentar

 

Tanwirus Sariroh Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea